"SURGA KECIL ITU SAAT KAMU DAN AKU MENJADI QITA"

Saturday, 15 November 2014

MANAJEMEN BISNIS DALAM KEWIRAUSAHAAN

 Pengertian Manajemen dan Organisasi :
  • Setiap perusahaan memiliki tujuan, untuk mencapai tujuan perusahaan adalah Manajemen.
  • Manajemen dan Organisasi tidak dapat dipisahkan satu sama lain, manajemen bagian organisasi dan sebaliknya.
  • Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan.
  • Organisasi merupakan tempat untuk mencapai tujuan.
  • Manajemen dapat diartikan sebagai proses dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian untuk mencapai tujuan tertentu.
  • Manajemen adalah proses pengelolaan suatu kegiatan atau usaha dari awal hingga perusahaan berjalan dan bangkrut.
  • Manajemen merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan dengan melalui suatu proses.

Fungsi manajemen dalam bisnis :
Proses untuk mencapai tujuan menjadi fungsi manajemen:
  1. 1. Planning
  • Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  1. 2. Organizing
  • Pengorganisasian adalah proses pengelompokan berbagai kegiatan atau pekerjaan dalam unit-unit.
  • Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing.
  1. 3. Actuating
  • Menggerakkan atau melaksanakan adalah proses untuk menjalankan kegiatan atau pekerjaan dalam organisasi.
  1. 4. Controling
  • Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana.

Suatu usaha yang telah dipilih oleh wirausahawan tidak serta merta akan memberikan jaminan bahwa usaha yang dipilihnya tersebut akan mendatangkan keuntungan jika usaha tersebut tidak dikelola secara professional. Pengelolaan usaha yang baik dapat anda lakukan dengan mengacu pada manajemen bisnis, langkah ini merupakan salah satu jalan menuju keberhasilan usaha.
Seorang wirausahawan harus mempunyai rencana yang matang mengenai perencanaannya. Rencana tersebut mencakup: bisnis apa yang dimiliki, memulai sendiri atau membeli suatu perusahaan yang ada, mengetahui apa dan di mana pasar untuk produk atau servisnya. Memulai suatu tidaklah mudah karena banyak tantangan-tantangan yang harus dihadapi.
Untuk suksesnya suatu permulaan kita memerlukan :
a) Adanya peluang usaha yang sangat solid.
b) Memiliki keahlian dan kemampuan dalam bidang yang akan ditekuninya.
c) Pendekatan yang benar dalam menjalankan usaha, dan
d) Memiliki dana yang cukup untuk memulai dan mengoperasikan usaha tersebut hingga dapat berdiri sendiri (Harper,1991).

Dalam memulai usaha baru kita harus mempelajari situasi pasar maupun keadaan industri yang akan dimasuki. Keadaan pasar tersebut mungkin telah dipenuhi oleh para pesaing lainnya sehingga tidak mudah untuk dimasuki, mungkin juga pasar yang dituju tersebut telah jenuh. Era orientasi produksi dan orientasi pemasaran tampaknya akan segera berlalu memasuki era baru yaitu era persaingan (competition era). Untuk itu perlu sekali menganalisis situasi kekuatan-kekuatan pesaing yang ada di pasar dengan cermat.
Michael Porter (1895) mengungkapkan adanya lima kekuatan persaingan yang menentukan di sektor industri yaitu :
1) Ancaman dari pendatang baru
2) Ancaman dari barang atau jasa substitusi
3) Kekuatan tawar menawar dari pemasok
4) Kekuatan tawar menawar dari pembeli, dan
5) Persaingan diantara para pesaing yang ada
Untuk menghadapi situasi pasar dalam industri tersebut Porter juga mengemukakan beberapa dasar strategi yang generik.
 Untuk pasar industri dengan target yang lebih luas dapat diterapkan strategi :
a) Produk yang berbeda (product differentiation)
b) Keunggulan biaya (cost leadership)
c) Biaya fokus (cost focus)
d) Perbedaan fokus (focused differentiation)

Perusahaan dapat meluncurkan produk yang berbeda dari pesaing lainnya dengan memproduksi produk inovatif atau paling tidak ada perbedaan yang lebih bermanfaat dibandingkan dengan produk pesaing lainnya. Strategi lain adalah dengan memanfaatkan keunggulan biaya.
Keunggulan biaya ini dapat mengakibatkan biaya produksi kita lebih rendah sehingga dapat menjual dengan harga yang lebih kompetitif. Sedangkan untuk pasar industri dengan target yang lebih sempit kita dapat menggunakan strategi dengan memfokuskan keunggulan biaya atau memfokuskan differensiasi produk pada segmen pasar tertentu yang mampu dikuasai.

Kunci sukses usaha kecil :
Banyak pendapat mengenai kunci sukses usaha kecil baik yang dikemukakan oleh kalangan akademik maupun dari para praktisi usaha. Prof. David McClelland dari Harvard University merumuskan kunci sukses usaha kecil sebagai berikut:
- Pengembalian resiko yang tepat
- Kerja keras
- Penentuan sasaran yang tepat
- Orientasi prestasi
- Inovasi.
Sam Walton pendiri Walmart yaitu retailer terbesar di Amerika mengisahkan kunci sukses menjalankan usaha dalam bukunya Sam Walton Made in America yang dikenal dengan The Ten Commandments of Business, yaitu :
1. KOMIT terhadap usaha anda
2. BERBAGI KEUNTUNGAN dengan semua yang membantu anda.
3. MOTIVASI mitra anda.
4. KOMUNIKASI segala sesuatunya kepada mitra anda.
5. MENGHARGAI semua orang yang membantu anda.
6. RAYAKAN keberhasilan perusahaan.
7. DENGARKAN setiap orang yang ada di perusahaan.
8. LAMPAU harapan pelanggan.
9. KONTROL pengeluaran perusahaan agar lebih efisien dari pesaing.
10. BERBEDA cara dari yang lain (Walton dan Huey, 1992)

Dalam manajemen bisnis, aspek aspek yang memerlukan perhatian terdiri atas Manajemen Produksi, Manajemen Keuangan, Manajemen Pemasaran, dan manajemen Sumber Daya Manusia.
NOTES : Pada modul keempat ini, secara umum anda diharapkan mampu memahami hal-hal yang menyangkut manajemen bisnis. Secara khusus,  anda diharapkan dapat menjelaskan manajemen bisnis dalam kewirausahaan.



Tuesday, 5 August 2014

SOSIOLOGI POLITIK (DINAMIKA PILKADES DI ERA OTONOMI DAERAH/DESA)

PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Lahirnya gerakan reformasi pada tahun 19998, membawa dampak yang sangat luas dalam tata kehidupan dan penyelenggara pemerintah yang ada. Di era Orde Baru, penyelenggara pemerintah berjalan hanya semata-mata mengikuti  kehendak penguasa dengan menjadikan birokrasi kekuasaan di pusat –pusat pemerintah sebagai ujung tombak utama dengan mengabaikan berbagai potensi yang ada di masing – masing daerah. Dampak langsung dari penyelenggara pemerintah tersebut adalah semakin seragam potensi dan kepentingan daerah yang ada.
Dengan diberlakukannya undang – undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan daerah, maka berlakulah penyelenggara pemerintah desa yang di dasarkan pada Undang – undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintah Desa. Undang – undang tersebut tidak sesuai lagi dengan jiwa UUD 1945, khususnya yang menyangkut hak asal usul daerah yang bersifaat istimewa, sehingga perlu diganti. Adapun landasan pemikiran daru Undang – undang Nomor 22 Tahun 1999 adalah keaanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokrasi dan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan rumusan tersebut, Undang – undang Nomor 22 Tahun 1999 mengisyaratkan dan menghendaki bahwa pemerintahan desa (berdasarkan Undang – undang Nomor 5 Tahun 1979) diganti dengan pemerintah desa berdasarkan adat istiadat dan asal usul daerah yang bersifat istimewa. Namun demilian penyelenggara pemerintah desa tersebut tetap merupakan subsistem dari penyelenggara pemerintah, sehingga kepada desa diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan rumah tangga masyarakat.
Pemilihan kepala desa merupakan pesta demokrasi, dimana masyarakat desa dapat berpatisipasi dengan memberikan suara untuk memilih calon kepala desa yang bertanggung jawab dan dapat mengembangkan desa tersebut. Oleh karena itu, pemilihan kepala desa sangat penting, karena sangat mendukung penyelenggara pemerintahan desa.
Adanya peristiwa pemilihan kepala desa di suatu daerah tersebut menimbulkan kompetisi atau persaingan antara Calon Kepala Desa di daerah itu. Masing – masing calon kepala Desa akan saling menyebarkan pengaruhnya kepada warga desa tersebut untuk mendapatkan dukungan sehingga warga desa akan memilihnya menjadi Kepala Desanya.
Upaya untuk menarik simpti dari warga Desa, Calon Kepala Desa akan mendekatinya dengan menjalin silaturahmi dengan tokoh – tokoh masyarakat Desa seperti tokoh agama, kalangan pemuda-pemudi dan kerabat – kerabatnya. Upanya calon kepala desa tersebut dibarengi dengan janji – janji yang nantinya setelah terpilih menjadi Kepala Desa, maka harus merealisasikannya.
Calon kepala desa mendekati para ulama untuk mendapatkan dukungan agar terpilih menjadi kepala desa, karena para ulama mempunyai pengaruh besar terhadap warga desa. Selain itu, Calon Kepala Desa juga me – lobby dari pemuda karang taruna desa dengan cara menjanjikan fasilitas yang mendukung pembangunan karang taruna. Karang taruna merupakan wadah organisasi pemuda/i, sehingga Calon Kepala desa dapat memperoleh dukungan dari kaum pemuda/i di desa tersebut.
B.     Rumusan masalah
1.      Bagaimana hubungan antara aktor yang terlibat dalam pemilihan Kepala Desa di suatu daerah???
2.      Bagaimana dinamika PILKADES di era otonomi daerah/desa????
C.    Tujuan
1.      Untuk memetakan pola hubungandari aktor – aktor yang terlibat dalam pemilihan kepala desa
2.      Untuk mengetahui dinamika pilkades di era otonomi daerah/desa.
                                                 PEMBAHASAN
1.    Makna dan sistem pemilihan umum
Pemilihan umum ( general election) dapat didefinisakan sebagai proses politik dimana warga negara yang sudah memiliki hak menyalurkan suaranya untuk memilih orang – orang tertentu yang akan duduk mewakili mereka di lembaga perwakilan, baik itu lembaga eksekutif maupun lembaga legislatif. Orang – orang inilah yang terpilih melalui pemilihan umum inilah yang menjalankan roda pemerintahan perwakilan. Pemilu, hak pilih atau hak memilih warga negara, dan lembaga perwakilan merupakan sebagian dari ciri –ciri sistem pemerintah demokrasi.
Pemilu umum merupakan fenomena politik yang bisa dijelaskan dari dimensi sistem, kontestasi, proses, nilai dan norma, dan metode tertentu. Pemilihan umum bersifat universal karena diterapkan di semua negara yang menggunakan demokrasi sebagai bentuk pemerintahannya. Tetapi, muatan dimensi sistem, kontestasi, proses, metode, prosedur, nilai dan norma penyelenggara pemilihan umum itu sendiri bisa berbeda antara negara yang satu dengan negara lainnya.
Dilihat dari sistemnya, dikenal dua sistem pemilihan umum, yakni: single member electronal system dan proportional representation electronal system. Dalam pola single – member electronal system, wilayah negara dibagi ke dalam banyak daerah pemilihan. Hanya satu wakil dapat dari setiap daerah pemilihan, sedangkan dalam pola proportional representation electronal system, wilayah negara juga dibagi ke dalam banyak daerah pemilihan.
Dilihat dari dimensi konstentasinya, pemilihan umum bisa diikuti individu dan partai politik. Meskipun individu diperkrnankan menjadi kontestan pemilihan umum. Tetapi kebanyakan negara – negara demokrasi mensyaratkan keberadaan partai politik sebagai kendaraan wara negara menduduki jabatan – jabatan politik yang dipilih melalui pemilihan umum.
dilihat dari prosesnya, pemilihan umum terdiri atas tahapan – tahapan tertentu yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Di Indonesia sebagai contoh, pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD Daerah dilaksanakan melalui beberapa tahapan yakni: pemuktakhiran data pemilihan dan penyusunan daftar pemilih. Pendaftaraan peserta pemilu, penetapan proses pemilu, penetapan jumlah kursi dan penetapan daerah pemilihan, pencalonan, kampanye, masa tenang, pemungutan dan pehitungan suara, penetapan hasil pemilu, dan pengucapan sumpah/janji anggota DPR, DPD, dan DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota yan terpilih (pasal 4 ayat 2 UU No.10 Tahun 2008).
Dilihat nilai dan normanya, pemilihan umum diselenggarakan dengan berpedoman kepada seperangkat nilai dan norma tertentu. Sebagai contoh,, pemilu anggota DPR, DPRD, DPD wajib dilaksanakan secara efektif dan efesien berdasarkan asas langsung, umum bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Dilihat dari metodenya, pemilihan umum mempunyai banyak sub-metode. Misaalnya, bagaimana metode mentransformasikan suara menjadi kursi, bagaimana metode pencoblosan suara (dicoblos, docontreng, dipilih mellui komputer, atau menggunakan e-voting), bagaimana metode kampanyenya, bagaimana metode pencalonan kontestan pemilu, dan lai sebagainya.
2.    Perilaku pemilihan dan kandidat
Pemilih dan kandidat merupakan subyek dalam pemilihan umum. Keduanya mempresentasikan warga negara yang memiliki hak konstitutional untuk dipilih dan memilih. Perbedaan keduanya terletak pada pelaksanaan hak konstitutional ini. Jika para pemilih merealisasikan hak memilihnya, maka kandidat (baik yang mencalonkan diri melalui jalur perseorangan dan/atau melalui jalur partai politik) merealisasikan hak untuk dipilih.
Perbedaan antara pemilih dan kandidat bisa dijelaskan mellui aspek perilaku. Yang dimaksud aspek perilaku daei sisi pemilih adalah respon fisik, psikis, dab sosial yang diberikan kepada pemilih akibat kehadiran stimulus dari dalam dan luar dirinya yang mempengaruhi pilihan akhirnya dalam proses pemilihan umum. Sedangkan dari sisi kandidat, aspek perilaku merujuk kepada serangkaian respon fisik, psikis dansosial yang diberikan kandidat untuk memppengaruhi keputusan akhir para pemilih dalam pemilihan umum. Dalam pemilihan umum, apapun sistem dan metodenya, keputusan akhir para pemilih berada dua spektrum pilihan, yakni: memilih dan/atau tidak memilih.
Menurut Adam, Merrill III, dan Grofnan (2005), ada tiga sudut pandang yang bisa digunakan ilmuwan politik untuk memahami perilaku pemilih, yakni:
a.    model  spatital (para pemilih termptivasi akibat serangkaian kebijakan yang ditawarkan, sedangkan, dan/atau dijalankan kandidat).
b.    model behavioral, (keputusan para pemilih tidak hanya dipengaruhi faktor kebijakan tetapi dipengaruhi juga oleh faktor indentifikasi partai politik, karakteristik sosio-demografis, persepsi pemilih terhadap kondisi ekonomi, evaluasi retrospektif pemilih terhadap kinerja incumbent) dan
c.    model party competition (perilaku pemilih dipengaruhi faktor loyalitas kepada partai politik, kemampuan pemilih menganalisis program – program yang ditawarkan kandidat, dan persepsi bahwa tidak ada kontestan pemilihan umum yang efektif. 
3.    Otonomi Daerah/Desa
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten.  
 Bagi desa, otonomi yang dimiliki berbeda dengan otonomi yang dimiliki oleh daerah propinsi maupun daerah kabupaten dan daerah kota. Otonomi yang dimiliki oleh desa adalah berdasarkan asal-usul dan adat istiadatnya, bukan berdasarkan penyerahan wewenang dari Pemerintah. Desa atau nama lainnya, yang selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten. Landasan pemikiran yang perlu dikembangkan saat ini adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokrasi, dan pemberdayaan masyarakat.
Pengertian tentang otonomi desa adalah ciptaan bangsa Belanda waktu mereka masih memegang kekuasaan di sini, selanjutnya dikatakan pula, bahwa hak otonomi atau hak mengatur dan mengurus rumah tangga desa sebagai daerah hukum yang diatur dalam hukum adat adalah kewenangan dan kewajiban tiada hanya yang bersangkutan dengan kepentingan keduniawian, akan tetapi juga yang bersangkutan dengan kepentingan kerohanian. Tidak hanya yang berkenaan dengan pemerintah (kenegaraan) akan tetapi juga yang berkenaan dengan kepentingan penduduk perseorang. Teranglah bahwa isi otonomi desa menurut hukum adat adalah sangat luas (Kartohadikoesoemo, 1973: 12)
Dengan demikian, otonomi yang dimiliki desa adalah otonomi asliyaitu otonomi yang berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat, sehingga dalam kenyataannya pasti akan timbul berbagai keanekaragaman, baik dari segi nama, susunan pemerintahan, maupun bentuk-bentukan geografisnya. Tegasnya, terdapat keadaan-keadaan khusus yang berbeda satu dengan yang lainnyaKeadaan tersebut sebenarnya prinsip-prinsip Kebhinekaan” itu ada dan berkembang secara nyata dalam masyarakat, sehingga secara riil hak-hak, asal-usul, istiadat ini harus dihormati sebagai modal pembangunan desa. Hal ini terjadi, apabila semboyan demokrasi, pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (government of, by, and for the people), itu dihargai dan ditegakkan. Demokrasi yang terjadi di desa adalah grass-roots democracyRakyat merupakan kekuatan-kekuatan yang berasal dari bawah yang akan menjadi pembaharuan (autonomous energiesuntuk menuju suatu keadaan atau kondisi yang lebih baik.
Keberhasilan pelaksanaan pemilihan kepala desa tidak terlepas dari adanya partisipasi aktif anggota masyarakatnya. Masyarakat desa, baik sebagai kesatuan sistem maupun sebagai individu merupakan bagian integral yang sangat penting dari sistem pemerintahan desa. Secara prinsip, pelaksanaan pemilihan kepala desa ditujukan guna mewujudkan kedaulatan rakyat di desa yang bersangkutan. Keadaan tersebut menimbulkan tanggung jawab penyelengaraan pemerintahan desa tidak saja di tangan kepala desa, BPD dan aparat pelaksananya, tetapi juga di tangan masyarakat desa tersebut.
Salah satu wujud dari rasa tanggung jawab masyarakat di atas adalah adanya sikap mendukung terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa yang antara lain ditunjukkan melalui partisipasi aktif anggota masyarakat dalam memilih kepala desa. Disamping itu partisipasi masyarakat juga merupakan pemenuhan terhadap etika politik yang menempatkan rakyat sebagai sumber kekuasaan dan kedaulatan.
Demokrasi desa sebagaimana dikatakan oleh Hatta mengandung tiga ciri, yakni: rapat (tempat rakyat bermusyawarah dan bermufakat), hak rakyat untuk mengadakan protes, dan cita-cita tolong menolong (dalam Suhartono, 2001:26)
Menurut H.A.W Widjaja dalam bukunya “Pemerintahan Desa/Marga berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999” tentang Pemerintahan Daerah mengatakan bahwa Kepala desa dipilih langsung oleh Penduduk desa dari calon yang memenuhi syarat. Pemilihan kepala desa dilaksanakan melalui tahap pencalonan dan pemilihan.
4.    Hubungan Antara Aktor Yang Terlibat Dalam Pemilihan Kepala Desa
Calon Kepala Desa harus bisa menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan basis massa, sehingga basis massa akan mendukung calon kepala desa tersebut yang akhirnya akan terpilih menjadi Kepala Desa. Hubungan yang terjalin antara aktor-aktor yang terlibat dalam pemilihan kepala desa tidak dapat dilepaskan dari pengaruh jaringan sosial yang selama ini berlangsung di Desa tersebut.
Hubungan sosial yang dijalin antara seseorang dengan sejumlah warga masyarakat lainnya mempunyai tingkat keeratan dan keseringan yang bervariasi. Dengan demikian, ada sejumlah individu yang memiliki hubungan-hubungan sosial yang erat dan kerap dengan seseorang. Ada pula sejumlah orang lainnya yang jarang mengadakan interaksi sosial dengan orang tertentu, sehingga hubungan sosialnya tidak erat. Selain itu, terdapat pula sejumlah orang yang tidak mempunyai hubungan sosial dengan individu-individu tertentu.
Menurut Sartono Kartodirdjo, ciri khas dari sejumlah komunitas kecil seperti desa adalah adanya ikatan komunal yang cukup kuat. Kekuatan komunal itu terutama terwujud dalam suatu kelompok sosial yang berupa kehidupan bertetangga dekat, serta dalam kegiatan-kegiatan yang berdasarkan etos paguyuban. Kegiatan itu misalnya berupa sumbangan, slametanjagongan (pesta kenduri) dan sebagainya (Kartodirdjo, 1987: 82).
Pada dasarnya hubungan yang terjadi antara Calon Kepala Desa dengan basis massa itu karena adanya hubungan kekerabatan, dimana adanya hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah. Menurut Ferdinand Tonnies hubungan kekerabatan ini berupa paguyuban (gemeinschaft) dan patembayan (gesellschaft) (Dalam Soekanto, 1999: 144).
Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Kehidupan tersebut dinamakan juga bersifat nyata dan organis. Bentuk paguyuban terutama akan dapat dijumpai di dalam keluarga, kelompok kerabatan, rukun tetangga dan lain sebagainya.
Sebaliknya, patembayan (gesellschaft) merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam fikiran belaka (imaginary) serta strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan dengan sebuah mesin. Bentuk gesellschaft terutama terdapat di dalam hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbal balik, misalnya ikatan antara pedagang, organisasi dalam suatu pabrik atau industri dan lain sebagainya.
Menurut Tonnies, paguyuban (gemeinschaft) mempunyai beberapa ciri pokok, yaitu:
a.       intimate, yakni hubungan menyeluruh yang mesra
b.       private, yakni hubungan yang bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja
c.       exclusive, yakni hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang-orang lain di luar “kita”.
Di dalam gemeinschaft atau paguyuban terdapat suatu kemauan bersama (common will), ada suatu pengertian (understanding) serta juga kaidah-kaidah yang timbul dengan sendirinya dari kelompok tersebut.
Menurut Tonnies, di dalam setiap masyarakat selalu dijumpai salah satu diantara tiga tipe paguyuban, yaitu:
a. paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood), yaitu gemeinschaft atau paguyuban yang merupakan ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau keturunan, contoh: keluarga, kelompok kekerabatan.
b. paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place), yaitu suatu paguyuban yang terdiri dari orang-orang yang berdekatan tempat tinggal, sehingga dapat saling tolong-menolong, contoh: Rukun Tetangga, Rukun Warga, arisan.
c. paguyuban karena jiwa-pikiran (gemeinschaft of mind), yang merupakan suatu gemeinschaft yang terdiri dari orang-orang yang walaupun tak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi mereka mempunyai jiwa dan fikiran yang sama. Paguyuban semacam ini biasanya ikatannya tidaklah sekuat paguyuban karena darah atau keturunan.
Hubungan kekerabatan yng terjadi di suatu Desa dapat dipengaruhi atas dasar :
a) Persahabatan
Persahabatan di sini diartikan sebagai teman sejawat, sepermainan dan semasa bertemu di pendidikan sekolah. Seorang teman yang dahulu pernah akrab dan dekat tentunya akan mendukung sahabatnya yang menjadi calon kepala desa. Secara otomatis tidak harus dipengaruhi oleh calon kepala desa tersebut. Teman atau sahabat itu akan mendukungnya untuk terpilih menjadi Kepala Desa, karena menurut hasil wawancara teman tersebut mengetahui sifat, sikap dan karakter-karakter sesungguhnya dari calon kepala desa. Di sini ditegaskan sesuai dengan sumber yang dipercaya bahwa teman atau sahabat yang mendukung calon kepala desa tersebut tidak memihak kepada calon kepala desa lain, sehingga hubungan politik yang tentang “kawan bisa jadi lawan dan lawan bisa jadi kawan” tidak berlaku walaupun tergantung dari kepentingannya. Pada prakteknya seorang calon kepala desa atau kadernya tidak akan mendatangi anggota masyarakat yang sudah menjadi kader calon kepala desa lainnya. Namun dalam upaya meraih dukungan suara yang lebih besar, seorang calon kepala desa atau kadernya akan mendatangi anggota masyarakat yang berpotensial dalam memberikan suara.
b) Persaudaraan
Persaudaraan di sini diartikan karena adanya hubungan famili baik famili jauh maupun dekat, dimana calon kepala desa akan mendekati saudara-saudaranya dengan bertandang ke rumah/silaturrahmi untuk mendukung calon kepala desa tersebut, sehingga terpilih menjadi Kepala Desa. Sebagai wujud kepedulian dan menjunjung tinggi nilai persaudaraan, maka secara otomatis akan mendukung saudaranya untuk terpilih menjadi Kepala Desa.
c) Ketetanggaan (lokalitas)
Secara geografis, wilayah suatu Desa terbagi ke dalam beberapa dusun yang dipimpin oleh kepala dusun. Seluruh penduduk Desavdikelompokkan lagi ke dalam sebuah Rukun Warga (RW) dan  Rukun Tetangga (RT). setiap wilayah RT dipimpin oleh seorang ketua RT. Seorang ketua RT dapat dikatakan merupakan “pejabat” tingkat terbawah dari pemerintahan desa, yang berhubungan langsung dengan rakyat.
Pada umumnya seorang RT adalah orang yang dipandang menonjol kebaktiannya kepada masyarakat setempat. Ia biasanya seorang guru atau keturunan pemuka daerah setempat. Jabatan ketua RW biasanya juga dipegang oleh seorang guru.
Dalam kesatuan RT inilah suasana hidup bertetangga sangat terasa. Sehari-hari mau tidak mau akan sering bertemu, bertatap muka dan bertegur sapa secara langsung. Sebagai akibatnya setiap hari berbagai informasi tersebar dari mulut ke mulut dengan cepat. Dalam suasana kehidupan bertetangga semacam inilah segala sifat, sikap dan karakter-karakter pribadi akan tampak dan terasa dalam pertemuan-pertemuan atau kontak-kontak yang terjadi antar warga. Misalnya dalam kegiatan saling berkunjung (bertamu), sambat sinambat (saling meminta pertolongan yaitu suatu cara meminta bantuan yang dilakukan menurut tata cara dan sopan santun tertentu, yakni dengan cara mendatangi seorang tetangga serta menyatakan keinginan untuk memohon bantuan), jagong manten (resepsi pernikahan), mitoni (upacara tujuh bulan kandungan untuk anak pertama, biasanya dengan membuat makanan yang disebut ngrujak/makanan bermacam-macam buah yang dicampur dengan bumbu dan ada kuahnya), tetulung layat (tolong menolong dalam peristiwa kematian), arisan dan lain-lainnya. Hal-hal seperti ini dapat berlangsung karena suatu rumah tangga di Jawa terutama harus menjalin suatu hubungan yang baik dengan para tetangganya.
Seorang ketua RT pada umumnya mengetahui dan memahami secara mendalam keadaan dari setiap warga RT-nya. Hal itu dapat terjadi karena ia sering memimpin pertemuan-pertemuan, diundang warganya untuk memberikan sambutan pada suatu acara, atau menyelesaikan pertikaian-pertikaian yang tidak jarang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena seorang ketua RT atau ketua RW biasanya secara ekonomis cukup mampu, maka tidak jarang banyak warga di sekitarnya bertamu ke rumah mereka.
Calon kepala desa akan berusaha menjalin hubungan yang baik dengan ketua RT maupun ketua RW, karena dari ketua RT dan ketua RW inilah warga desa akan menurut. Di samping itu, tetangga-tetangga dari calon kepala desa tertentu juga akan memberikan dukungan kepada calon kepala desa tersebut dengan alasan dapat mempermudah memberikan pelayanan dan juga sudah mengetahui segala sifat, sikap dan karakter-karakter pribadinya melalui kehidupan sehari-hari.
5.    Hubungan  Calon Kepala Desa Dengan Basis Massa Dalam Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa
Seorang calon kepala desa menjalin hubungan dengan basis massanya yaitu atas dasar hubungan pertemanan dan ketetanggaan, persaudaraan, baik saudara dekat maupun saudara jauh. Saudara – saudaranya akan memberikan dukungan supaya terpilih menjadi kepala desa. Dengan adanya saudara yang terpilih menjadi kepala desa maka akan memperoleh kemudahan – kemudahan. 
6.    Dinamika pemilihan Kepala Desa di Tinjau dari Konflik
Pelaksanaan Kepala Desa di suatu daerah melibatkan beberapa calon Kepala Desa yang mempunyai berbagai macam basis massa di dusun. Semua Calon kepala Desa berkompetisi dengan mencari dukungan dari warga desa sebanyak – banyaknya demi mencapai tujuan yaitu menjadi nomor satu di desa tersebut.
Calon Kepala Desa melakukan berbagai macam cara atau strategi untuk mendapatkan dukungan dari warganya  yaitu seperti:
a.    Mendekati tokoh – tokoh masyarakat desa, karena tokoh – tokoh tersebut adalah tokoh – tokoh yang berpengaruh di dalam masyarakat.
b.    Mendekati basis, yag terdiri dari sejumlah kader. Karena di suatu desa itu memiliki berbagai basis yang memiliki banyak kader.
c.    Melakukan dudah ngamal, yaitu mengungkapkan yang baik yang pernah dibuat calon kepala desa semasa jabatannya.
d.   Membangun hubungan dengan warga desa dengan cara silaturahmi. Calon kepala desa menyediakan waktu dan rumahnya untuk menjamu tamu yang berkunjung ke tempat tinggalnya.
e.    Membagi – bagikan uang (baik milik pribadi maupun bantuan dari orang lain) untuk membeli suara atau mendapatkan keuntungan politis.
Praktek money politics adalah hal yang lumrah dalam pelaksanaan strategi persaingan antara calon kepala desa yang bertarung dalam pemilihan kepala desa. Hal tersebut sudah menjadi kebiasaan dan dianggap suatu kewajaran dalam pemilihan untuk mencari dukungan maka tidaklah menguatkan calon kepala desa tersebut. Praktek money politics tersebut dilakukan baik dari calon kepala desa maupun pendukung (kader). Mayoritas besar uang yang dibagikan kepada warga desa adalah Rp 200.000,-/orang. Pembagian uang tersebut dilakukan pada malam menjelang hari pencoblosan.
Pada proses demokrasi level akar rumput (grassroot) ini praktik money politics tumbuh subur. Karena dianggap suatu kewajaran, masyarakat tidak lagi peka terhadap bahayanya. Mereka membiarkannya, karena tidak merasa bahwa money politics secara normatif harus dijauhi. Segalanya berjalan dengan wajar. Kendati jelas terjadi money politics, dan hal itu diakui oleh kalangan masyarakat, namun tidak ada protes.
Di sini kita bisa melihat betapa money politics telah mendarah daging di masyarakat pada tingkat akar rumput (grassroot) sampai tingkat elit. Perbedaannya, pada tingkat akar rumput, praktik tersebut lebih transparan dan tidak menjadi persoalan yang sensitif. Sedangkan pada tingkat yang lebih tinggi, praktik money politics lebih tertutup dan menjadi hal yang sangat sensitif. Kecuali masyarakat yang telah terbiasa dengan praktik money politics sehingga daya kritis mereka cenderung berkurang.
Praktik money politics ini sebenarnya melanggar nilai-nilai demokrasi khususnya nilai keadilan, karena calon kepala desa yang murni tidak menggunakan money politics akan sedikit dalam memperoleh dukungan. Di samping itu, praktik money politics melanggar aturan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai demokrasi. Hal ini dapat terlihat adanya penggunaan paksaan kepada warga desa untuk memilih calon kepala desa tertentu untuk melaksanakan money politics tersebut.
Uang dalam pemilihan kepala desa disumbangkan untuk biaya perbaikan jalan, membeli alat olahraga, dan sebagainya. Pemberian sumbangan dalam rangka kampanye semacam itu dilakukan untuk menunjukkan bahwa calon kepala desa memberikan perhatian dan bersedia berbuat untuk kepentingan publik (kelompok pemuda, penduduk desa, dan seterusnya). Di kalangan masyarakat Desa cara itu mempunyai pengaruhnya kepada pertimbangan warga desa tentang siapa yang akan dipilihnya. Kecuali yang sudah jelas ada hubungan kekerabatan dengan calon kepala desa, mereka akan menerima uang tersebut, tetapi dalam pencoblosan berbeda.
Dalam permainan politik uang, seorang calon kepala desa beserta tim suksesnya harus menguasai benar kondisi di lapangan. Pertimbangan hati-hati ini dilakukan oleh para calon agar uang yang tersedia diberikan kepada orang yang tepat sasarannya. Kalau penggunaan uang tidak hati-hati bukan hanya salah sasaran berakibat uang hilang percuma, tetapi sangat beresiko apabila informasi jatuh kepada mereka yang tidak dapat dipercaya.
Selain itu, ternyata pemberian uang tidak pula selalu dilakukan oleh para calon kepala desa. Pemberian uang dapat dilakukan melalui perantara orang lain termasuk teman akrab, keluarga, hubungan bisnis dan seterusnya.
Berikut adalah akan dibahas sistem pemberian uang bagi Calon Kepala Desa yang terlibat dengan politik uang.
a.    Melalui Tim Sukses Calon Kepala Desa
Para bakal calon kepala desa dikelilingi oleh orang-orang yang berasal dari latar belakang berbeda. Ada yang menguasai bidang administrasi yang bertanggung jawab terhadap berbagai keperluan administrasi sang bakal calon kepala desa. Ada pula yang bertugas menyiapkan visi dan misi beserta berbagai kelengkapan yang terkait dengan itu. Ada pula tim yang terkait dengan masalah-masalah spiritual. Artinya tim ini bertanggung jawab khusus untuk bidang gaib, termasuk menggunakan jasa paranormal kalau tidak layak disebut dukun.
Selain berbagai tim dengan spesialisasi masing-masing tersebut, terdapat orang dekat yang mengurusi masalah dana. Karena persoalan dana ini termasuk sensitif dan rahasia, maka tidak sembarangan orang mampu menembus informasi ini. Digunakan orang tertentu dan dapat dipercaya. Dalam praktek politik uang, melalui tangan-tangan inilah uang disampaikan kepada mereka yang berhak menerimanya.
b.      Melalui Orang Terdekat
Tidak selamanya tim sukses yang berada di sekeliling bakal calon kepala desa mampu menembus sasaran yang hendak diberikan dana. Dalam praktek politik uang berbagai cara dilakukan. Latar belakang orang-orang yang dianggap berpengaruh dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa kemudian dipelajari secara seksama. Misalnya, dicari informasi akurat tentang siapa keluarganya, dari mana ia berasal, kepada siapa ia berhubungan dekat, siapa saja yang mungkin mampu mempengaruhinya.
Apabila data yang diperlukan mampu didapat kemudian diputuskan siapa yang akan melakukan pendekatan. Misalnya orang tersebut sangat dekat seorang pengusaha desa itu. Jadi digunakan cara pendekatan melalui penguaha tersebut, termasuk menyampaikan uang yang disepakati.
c.    Pemberian Langsung Oleh Calon Kepala Desa
Tidak menutup kemungkinan sang bakal calon kepala desa mengadakan pendekatan langsung. Sangat mungkin bakal calon kepala desa terlibat langsung dalam penyampaian sejumlah dana untuk kepentingan pemilihan. Biasanya misi ini dilakukan secara rahasia oleh calon kepala desa. Operasi ini dapat dilakukan di pagi hari atau pada malam hari, tergantung kesepakatan atau dengan cara mendatangi rumah secara mendadak.
Memelihara calon pemilih yang sudah diperoleh dukungannya dan merebut calon pemilih pendukung calon kepala desa lawan dilakukan sampai menjelang hari pencoblosan. Pemeliharaan calon pemilih pendukung dan upaya pencegahan perebutan oleh kader calon kepala desa lawan dilakukan pada hari pencoblosan. Hal itu dilakukan dengan cara di jalan menuju ke TPS diberi aba-aba agar jangan lupa tanda gambar pilihannya.
Pelaksanaan kampanye oleh kelompok pemuda, tokoh masyarakat dalam mendukung calon kepala desa dukungannya diselenggarakan secara terorganisasi. Langkah langkah berikut ditempuh, yaitu :
1) Menuyusun “peta” kampanye: Hal itu antara lain dilakukan dengan menetapkan dusun-dusun mana yang tergolong pendukung dan dusun-dusun lawan (musuh), mengidentifikasikan tokoh aras dusun dan tokoh masyarakat yang dianggap berpengaruh terhadap massa/warga desa, dan mengidentifikasikan dusun-dusun yang mana memerlukan perlakuan khusus dan dusun-dusn yang mana tidak memerlukan perlakuan khusus.
2) Mengidentifikasikan anggota-anggota masyarakat di dusun yang mendukung, tidak mendukung, atau netral (ngambang), dan anggota-anggota masyarakat pendukung calon kepala desa lawan yang dapat ditarik/dialihkan menjadi pendukung calon kepala desa yang didukung.
3) Menarik pendukung calon kepala desa lawan: Hal itu antara lain dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: Meminta secara ramah (kekeluargaan) dan baik-baik (tahap pertama); Kalau upaya tersebut tidak berhasil, maka tokoh masyarakat atau tokoh agama yang berpengaruh terhadap para pendukung calon kepala desa lawan diminta agar mempengaruhi pendukung calon kepala desa lawan itu; Kalau upaya lewat tokoh-tokoh itupun gagal, kepada pendukung calon kepala desa lawan itu diberi imbalan (uang atau lainnya); dan akhirnya kalaupun pemberian imbalan gagal, diterapkan ancaman atau cara kekerasan.
4) Menetapkan dusun target (“pengambilan dusun target”): Yang dimaksudkan adalah menetapkan dusun-dusun yang menjadi “lokasi pijakan kemenangan” (yang harus dimenagkan) dan dusun-dusun yang ditinggalkan (yang pasti kalah), yaitu dusun-dusun tempat bermukimnya massa pendukung calon kepala desa lawan. Ini diterapkan demi mencapai efektifitas kampanye. Dusun-dusun yang diproyeksikan menang (“dusun target”) dipenuhi aspirasinya (misalnya: dengan merealisasikan pembangunan fisik di dusun pada masa kampanye ataupu realisasinya dilakukan sesudah menjadi kepala desa).
5) Merekrut tokoh-tokoh penting; Ini dilakukan jauh hari sebelum pencoblosan (tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat).
6) Membatasi ruang gerak pihak lawan: Untuk membatasi ruang gerak pihak lawan (kegiatan para kader calon kepala desa lawan) diterapkan cara-cara tertentu baik cara yang menaati norma-norma yang berlaku ataupun pula cara-cara yang melanggar norma-norma demokrasi dan norma-norma sosial lainnya. Atau menciptakan rasa khawatir dalam masyarakat bahwa apabila calon kepala desa yang didukung .
Dilihat dari segi budaya, persaingan dalam pemilihan kepala desa merupakan proses politik perdesaan, dimana calon kepala desa akan menggunakan berbagai cara untuk terpilih menjadi Kepala Desa. Cara tersebut ada yang demokratis dan ada yang tidak demokratis.
KESIMPULAN 
Hubungan antara aktor yang terlibat dalam pemilihan kepala desa di suatu daerah adalah hubungan kekerabatan, dimana dalam hubungan tersebut dipengaruhi oleh faktor pertemanan, persaudaraan dan ketetanggaan.
Dinamika pemilihan kepala desa disuatu daerah ditinjau dari konflik yang berlangsung selama pemilihan Kepala Desa adalah kurang demokratis, karena hal tersebut terjadi ada indikasi money politics dan adanya penggunaan – penggunaan lain yang sifatnya supranatural.
Studi Kasus
Pilkades Berbuntut Saling Lapor
Di tengah hingar bingarnya pesta demokrasi pemilihan Kepala Desa (pilkades) yang di gelar selama serentak pada 28 Maret mendatang ternyata turut diwarnai dengan aksi saling lapor ke Kepolisian. Tahapan pilkades yang seharusnya dijadikan ajang memilih pemimpin desa turut ditarik ke arah pidana.
Aksi saling lapor itu seperti yang terjadi dalam tahapan pilkades Gesengan, Kecamatan Cluwak.
Tahapan pilkades yang awalnya adem tiba – tiba memanas saat salah seorang bakal calon, suyanto dinyatakan tidk lolos dalam tahapan penetapan calon kepala desa.
Terkait alasannya, keabsahan ijazah suyanto dinilai diragukan. Hal itu terjadi menyusul kepala sekolah dasar (SD) Gesengan menarik legalisir yang diberikan syarat untuk mendaftarkan diri sebagai calon kades.
Saat dimintai keterangan, Eko Samsin, kepala SD Gesengan 1 kala itu menyatakan, pihaknya melakukan aksi pencabutan legalisir tersebut pasca diperiksa polres Pati.
Dirinya dilatakan melanggar dua pasal dengan ancaman tujuh tahun. Karena rasa takut dan meyakini cara terbaik untuk keselamatannya, legalisir tersebut akhirnya dicabut.
DAFTAR PUSTAKA 
Buku:
Adams, James F., Merrill III, Samuel., dan Grofman, Bernard., 2005. A Unified Theory of Party Competition: A Cross-National Analysis Integrating Spatial and Behavioral Factors. Cambridges, Cambridges University Press.
Liddle, R. William., & Mujani, Saiful., 2007. Leadership, Party and Religion: Explaining Voting Behavior in Indonesia, dalam Comparative Political Studies, Vol. 40, No. 7, hal. 832-857
Rodee, et.al., Carlton Clymer., 1983. Pengantar Ilmu Politik. Jakarta, RajaGrafindo Persada.
Thomassen, Jacques., (eds.), 2005. The European Voter: A Comparative Study of Modern Democracies. New York, Oxford University Press.
Budiardjo, Miriam. 1982. Masalah Kenegaraan. Jakarta: PT Gramedia
Dahl, Robert. 1971. Polyarchy: Participation and Opposition. Yale University Press, New Haven.
Ismawan, Indra. 1999. Money Politics Pengaruh Uang Dalam Pemilu. Yogyakarta: Media Pressindo
Kana. 2001. Perubahan Di dalam Dinamika Poltik Lokal Pedesaan. Salatiga: Pustaka Percik
Kartodirdjo, Sartono. 1987. Pesta Demokrasi di Pedesaan
Kartohadikoesoemo, Sutardjo. 1953. Desa. Yogyakarta
Rifai, Amzulian. 2003. Politik Uang Dalam Pemilihan Kepala Daerah. Jakarta: Ghalia Indonesia
Suhartono, dkk. 2001. Politik Lokal (Parlemen Desa: Awal Kemerdekaan sampai Jaman Otonomi Daerah). Yogyakarta: Lappera Pustaka Utama
Widjaja, HAW. 2002. Pemerintahan Desa/Marga Berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
                    , 2003. Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat Dan Utuh. Jakarta: Raja Grafindo Persada 

Tuesday, 13 May 2014

MANAJEMEN PEMASARAN “POPOK SEKALI PAKAI TENDER CARE DARI PERUSAHAAN ROCKY MOUNTAIN MEDICAL (RMM)”

PROFIL PERUSAHAAN
RMM didirikan di Denver, Colorado, pada akhir tahun 1982 oleh Robert Morrison,M.D. Operasi bisnis RMM melibatkan pembuatan dan penjualan produk bayi, yaitu popok dan peralatan pengolahan peralatan Fototerapi, baik untuk rumah dan rumah sakit digunakan di pasar California.
Perusahaan ini relatif baru di pasar yang telah tergabung dalam 1981, sedang mempertimbangkan masuk ke bisnis produksi popok sekali pakai yang saat ini didominasi oleh dua besar, perusahaan-perusahaan yang dikelola dengan baik (Proctor & Gamble dan Kimberley-Clerk) yang telah di pasar selama bertahun-tahun dan yang berbagi antara mereka sepotong besar pasar produk bayi.
Perusahaan ini memiliki manajer yang sangat inovatif dan ambisius, yang telah menyatakan keinginan yang kuat untuk membuat perusahaan menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan di pasar produk bayi dengan memperkenalkan tidak hanya produk baru tetapi juga yang unik. Perusahaan investasi besar-besaran di pasar dan pengembangan produk baru serta mempraktekkan kebijakan merekrut para profesional terbaik di bidang pemasaran, manajemen produksi dan konsultan pasar dalam upaya untuk mendapatkan daya saing pasar.
Penjualan telah meningkat mulai dari $400.000 ditahun 1985.Perusahaan menunjukkan laba yang kecil pada tahun 1985, sebagaimana yang telah diperoleh seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
Pada bulan September 1985, personal manajemen terdiri dari enam eksekutif.
Ø  Cagan yang bertindak sebagai direktur dan presiden, sebuah posisi yang telah dipegang semenjak bergabung di RMM pada April 1984. Sebelumnya ia telah bekerja di beberapa perusahaan berteknologi tinggi di bidang desain dan pengembangan produk, manajemen produksi, manajemen penjualan, manajemen umum. Ia lulus kuliah di bagian rancang-rancang dan psikologi dan mendapat gelar MBA tahun 1981.
Ø  Dr. Morisson yang bertindak sebagai pimpinan dan wakil ketua riset dan pengembangan. Ia telah  menyelesaikan M.D-nya di tahun 1976 dan memperoleh sertifikat untuk praktik ilmu kesehatan anak wilayah Colorado mulai tahun 1978.
Ø  Josh Bosch sebagai wakil ketua produksi, sebuah posisi yang dipegangnya sejak bergabung dengan RMM di akhir 1983.
Ø  Lawrence Bennet adalah wakil ketua pemasaran, dengan tanggung jawab utama pada pemasaran Tender Care dan dua lini produk fototerapi dari RMM sejak bergabung di tahun 1984. Latar belakang Bennet adalah dengan gelar MBA yang telah ia peroleh di tahun 1981dan pengalamannya selama tiga tahun di manajemen produk sayuran (bahan makan dan minuman) di General Mills.
Ø  Dua eksekutif yang lain telah bergabung dengan RMM pada tahun 1984. Yang pertama bertindak  sebagai wakil pimpinan personalia, dan yang satu sebagai pengawas.

POKOK PERMASALAH
Rocky Mountain Medical saat ini sedang dalam memperkenalkan produk baru di pasar produk bayi dan khususnya di California. Hal ini RMM mulai Mmemproduksi popok yang mempunyai kualitas unggul dibandingkan dengan salah satu produk yang sama saat ini beredar di pasar California. Tetapi untuk memperkenalkan produk saat ini sangatlah sulit karena banyaknya isi - isu tentang produk yang akan diperkenalkan oleh RMM.
MAsalah utama adallah persaingan ketat yang ada di pasar. Setrlah bersaing pada setiap pangsa pasar yang telah lebih dahulu dikenal di California, baik dari mengelola dan finansial perusahaan besar yang memiliki pangsa pasar di atas delapan puluh persen hal itu jelas merupakan tugas yang luar biasa yang bahkan eksekutif perusahaan mengakui bahwa sangatlah sulit. Meskipun perusahaan telah mengembangkan rencana strategis baik di ukur dalam pengenalan popok Tander Care baru masih banyak faktor yang di anggap tidak efektif untuk mendukungnya. Pertama kendala keuangan bisa menjadi penghalang besar bagi pelaksanaan pemasaran.
masalah lain diantaranya salah satu strategi pernah ditolak seperti pemberian izin lisensi kepada perusahaan lain.

ANALISIS
A.    Strategi Marketing Mix
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah stategi Acuan/ bauran pemasaran , yang merupakan strategi yang di jalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu yang merupakan sasaran pasarnya.
Marketing Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari pemasaran, variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli / konsumen. Jadi marketing mix terdiri dari himpunan variabel yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi konsumen dalam pasar sasarannya.variabel perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin
      Dalam srtategi ini , yang menetapkan komposisis yang terbaik dari keempat komponen/variabel pemasaran untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju, sekaligus mencapai  tujuan dan sasaran perusahaan . keempat strategi ini saling mempengaruhi sedangkan strategi marketing mix merupakan bagian dari strategi pemasaran , yang berfungsi sebagai pedoman dalam menggunakan unsur/ variabel pemasaran yang dapat dikendalikan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam pemasaran empat unsur atau variabel strategi acuan/bauran pemasaran adalah :
1.      Strategi produk
2.      Strategi harga
3.      Strategi penyaluran/distribusi
4.      Strategi promosi
B.     Strategi Marketing
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisipersaingan.
Hingga akhirnya RMM akan diuntungkan masa depannya dengan produk Tender Care dan produk lain yang terkait pada pemegang lisensi. Tiga strategi lain nampaknya lebih sesuai.
Strategi “Diaper Rash”
Strategi yang pertama melibatkan memposisikan produk sebagai alat bantu dalam perawatan penyakit Diaper Rash yang disebut Skin Rash. Diaper Rash merupakan penyakit ringan yang diperkirakan akan mempengaruhi kebanyakan bayi pada umumnya selama menggunakan popok. Penderitaan ini pada umumnya bertahan antara dua sampai tiga minggu sebelum diobati. Beberapa bayi lebih cenderung membutuhkan rash popok disbanding yang lain. Penyakit ini disebabkan oleh adanya reaksi terhadap kontak yang lama terhadap air seni dan tinja, adanya sisa sabun yang kurang bersih dan gesekan dengan popok nyang berlanjut (tulisan Nelson dalam Ilmu Kesehatan Anak-anak , pada tahun 1979, dihalaman 1884). Perawatan yang dikomendasikan meliputi kehati-hatian mencuci pada bagian yang terkena dengan air hangatdan sabun yang btidak menimbulkan iritasi. Perawatan juga meliputi aplikasi dari bedak dan obat salep pelindung ( yang dijual baik dengan resp ataupun yang ada di counter).
Stategi Diaper Rashakan membidik para dokter dan perawat di praktik umum atau keluarga dan para dokter yang berspesialisasi di dalam ilmu kesehatan anak-anak atau ilmu penyakit kulit. Bennet memperkirakan jumlah praktisi umum dan keluarga ini berkisar 65.000 orang bdi tahun 1955.Ia beranggapan bahwa jumlah para ahli dermatologi dan penyakit anak-anak berkisar 45.000 di tahun 1985. Sedangakan jumlah perawat yang membantu semua dokter ini diperkirakan ada sekitar 290.000 orang. Sehingga jumlah keseluruhan semua adalah  400.000 orang yang menjadi focus target akhir dari upaya pemasaran Tender Care. Bagaimanapun, strategi Diaper Rash ini akan dimulai (sebagaimana dua strategi yang lain ) terhadap kira-kira 11% dari target pasaryang berlokasi di California. Bannet dan konsultannya sepakat bahwa RMM kekurangan sumber daya yang memadai untuk memulai di pasar yang lebih besar tersebut. California akan menjadi tempat pengujian yang baik bagi Tender Care, sebab keadaan lingkungan kerap mempengaruhi kecenderungan konsumsi dari pasar AS yang lain. Pasar California juga menunjukkan tingkat aktivitas persaingan yang secara khas wajar.
Starategi “Penggunaan Spesial”
Strategi kedua perpusat pada posisi “penggunaan special” yang menekankan pemakaian Tender Care hanya pada situasi dimana penggantian popok bayi sulit dilakukan.Situasi semacam itu ada pada saat bayi harus menempuh perjalanan panjang. Situasi yang lain terjadi setiap hari di 10.000 unit pusat perawatan bayi harian yang menerima bayi – bayi titipan. Situasi yang lain lagi dating setiap petang bagi 9 juta rumah tangga pada saat dimana bayi harus dikenakan popok saat mereka akan tidur.RMM juga akan menggerakan beberapa aktivitas promosi kepada para dokter perawat sebagai bagian dari strategi “penggunaan spesial”.
Strategi “Head – On”
Strategi ketiga yang sedang dalam pertimbangan akan menghadapkan secara langsung Tender Care dengan para pesaing utama, dan menyerang mereka secarafrontal. Strategi ini akan memposisikan Tender Care dengan jelas sebagai popok yang lebih cepat kering, dimana para ibu akan lebih memilih memalainya setiap kali bayi memerlukan untuk berganti (popok). Aktivitas promosi akan menekankan pada iklan massal bagi para ibu, melalui televise dan majalah/surat kabar. Sedikitnya ada dua majalah/surat kabar yang disertai kupon potongan untuk merangsang (para ibu) menciba paket dari popok Tender Care selama 1-3 bulan produk berada di pasar tersebut. Beberapa demo dalam tokoh bagian para ibu dengan menggunakan “uji sentuhan” mungkin juga dapat dilakukan.
Penetapan harga di bawah strategi ini akan bersaing melawan Luvs dan Huggies, dengan harga per popok untuk Tender Care diharapkan sekitar 9% lebih tinggi secara eceran. Perbedaan ini diperlukan untuk tambahan biaya produksi terkait dengan rancangan/disain tender Care: paket Tender Care hanya akan berisi 16 popok dan akan memperlihatkan harga yang lebih rendah dibandingkan Huggies maupun Luvs dengan paket 18-nya.

PESAING DAN PERSAINGAN
A.    Analisis Pesaing
Analisis pesaing merupakan sebuah usaha untuk mengidentifikasi ancaman, kesempatan atau permasalahan strategi yang terjadi sebagai akibat perubahan persaingan potensial, serta kekuatan dan kelemahan pesaing. Pesaing didiskripsikan dan dianalisis, persaing evaluasi, serta kemudian tindakan pesaing diprediksi secara cepat.
Tujuan analisis pesaing :
1.      Memahami arti perubahan karena perubahan itu perlu.
2.      Mengtahui arti dari pesaing
3.      Dapat mengidentifikasikan pesaing
4.      Dapat menentukan sasaran yang di inginkan pesaing sehingga dapat membuat strategi untuk menghadapi .
5.      Dapat mengidentifikasikan strategi yang dibuat pesaing
6.      Mampu menganalisa kekuatan dan kelemahan pesaing
7.      Mampu mengidentifikasi reaksi pesaing
8.      Mampu merencanakan strategi apa yang harus dibuat untuk menghadapi pesaing
Identifikasi pesaing meliputi :
1.      Jenis produk yang ditawarkan
2.      Melihat besarnya pasar yang dikuasai (market share) pesaing
3.      Identifikasi peluang dan ancaman
4.      Identifikasi keunggulan dan kelemahan pesaing
Menurut porter, hakikat persaingan suatu perusahaan dapat dilihat sebagai kombinasi atas  lima kekuatan yaitu:
1.      Persaingan antara perusahaan sejenis
2.      Kemungkinan masuknya pesaing baru
3.      Kekuatan tawar menawar penjual/pemasok
4.      Potensi pengembangan produk subsitusi
5.      Kekuatan tawar menawar pembeli/ konsumen
B.     Pesaing
Dua perusahaan raksasa yang dikelola dengan baik adalah Procter & Gamble dan Kimberly-Clark, yang pangsa pasarnya berkisar 80% dari pasar di tahun 1985.Procter & Gamble benar-benar pesaing dominan bagi merek Pampers dan Luvs. Bagaimanapun, pangsa pasar Procter & Gamble kini tengah menurun, dari 70% di tahun 1981 ke 50% sekarang. Perusahaan kini telah memperkenalkan Blue Ribbon Pampers yang lebih tebal sebagai upaya untuk menghentikan penurunan pangsa pasar.Mereka telah menginvestasikan lebih dari$500 juta pada peralatan baru untuk mengahsilkan produk tersebut.Procter & Gamble telah membelanjakan kira-kira $40 juta untuk mengiklankan $19 juta untuk mengiklankan Huggies di tahun 1984.
C.     Persaingan
Mulai tahun 1983, penguasaan pasar sebesar 24% yang telah dipegang oleh merek lain meningkat sebesar 3%. Weyerhauser dan Johnson & Johnson memperoleh sebagian besar pangsa pasar popok-popok ini.Mereka menyediakan produk berlabel pribadi untuk Wards, Penneys, Target, K mart dan pengecer lainnya.Merek pribadi dan generik dari popok sekali pakai ini juga termasuk di sini, jumlah yang begitu kecil, merek khusus hanya didistribusikan ke pasar lokal. Sebagaian dari merek ini memposisikan dirinya sebagai produk berharga murah, untuk alternatif merek nasional: sedangkan merek lain mengambil bagian ceruk pasar mahal dengan harga premium. Sebagai contok pada tahun 1984, universal Converter mamasok pasar Wisconsin bagian utara dengan dua mereknya yang berharga 78% dan 87% dari harga Pampers. Perusahaan Riegel Textile Corporation”s dengan popok merek Cabbage Patch memberikan harga premium ini, dengan harga yang lebih tinggi dan desai cetakan yang menarik. Riegel menghabiskan dana $1 juta untuk memperkenalkan popok Cabbage Patch kepada pasar di akhir tahun 1984.
Bukti tambahan tentang adanya persain gan yang intensif di industri popok sekali pakai ini adalah perubahan utama dalam strategi johnson& Johnson di tahun 1981. Perusahaan menarik merek sendiri dari pasar AS dan memilih sebagai gantinya untuk menjual popok berlabel swasta milik perusahaan lain bagi para pengecer utama. Pada waktu itu perusahaan telah memegang sekitar 8% pangsa pasar nasional dan memutuskan bahwa ini tidak cukup untuk dapat bersaing secara efektif.Popok sekali pakai Johnson & Johnson adalah popok pertama yang diposisikan sebagai produk premium di industri tersebut saat itu. Total penjualan sekitar 12% dari pasar, namun terus menurun ketika merek Luvs dan Huggies (dengn keistimewaan premium yang serupa) diperkenalkan. Anggaran iklan dari popok sekali pakai Johnson & Johnson di tahun 1980 adalah $8 juta.Perusahaan masih tetap bersaing dengan menggunakan mereknya sendiri di pasar internasional.

MERANCANG STRATEGI PEMASARAN
Persaingan yang ketat saat ini memaksa perusahaan untuk menggunakan strategi-strategi pemasaran yang benar-benar tepat , guna tercapainya tujuan yang telah ditetapkan perusahaan .Tujuan kegiatan pemasaran disini adalah untuk mempengaruhi konsumen agar tersedia membeli barang/ jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Jadi untuk mencapai tujuan perusahaan diperlukan strategi pemasaran yang dikerjakan dan yang sedang terjadi di dalam perusahaan.
Menurut kelompok kami, rancangan strategi pemasaran yang harus dilakukan RMM adalah:
1.      Mengembangkan program pemasaran yang lebih efektif supaya produk ini lebih cepat dikenal dan menarik perhatian disemua kalangan
2.      Mempertahankan kualitas bahan dari popok sekali pakai tender care ini dari perusahan rocky mountain medical
3.    Menanamkan analisis SWOT sehingga perusahaan dapat mendapatkan keuntungan yang semakin meningkat dan produk baru ini lebih dikenal di California sampai ke negara lainnya,.

PENUTUP 
KESIMPULAN
RMM didirikan di Denver, Colorado, pada akhir tahun 1982 oleh Robert Morrison,M.D. Operasi bisnis RMM melibatkan pembuatan dan penjualan produk bayi, yaitu popok dan peralatan pengolahan peralatan Fototerapi, baik untuk rumah dan rumah sakit digunakan di pasar California.
Masalah utama dalam popok sekali pakai Tender Care dari perusahaan Rocky Mountain Medical (RMM) di pasar. Setelah bersaing pada setiap pangsa pasar yang telah lebih dahulu dikenal di California, baik dari mengelola dan finansial perusahaan besar yang memiliki pangsa pasar di atas delapan puluh persen hal itu jelas merupakan tugas yang luar biasa yang bahkan eksekutif perusahaan mengakui bahwa sangatlah sulit.  Perusahaan telah mengembangkan rencana strategis baik diukur dalam pengenalan popok Tender Care baru masih banyak faktor yang dianggap tidak efektif untuk mendukungnya. Pertama kendala keuangan bisa menjadi penghalang besar bagi pelaksanaan pemasaran. Masalah lainnya diantaranya salah satu strategi pernah ditolak seperti pemberian izin lisensi kepada perusahaan lain

SARAN
Seharusnya perusahaan mengembangkan program pemasaran yang lebih efektif supaya produk ini lebih cepat dikenal dan menarik perhatian disemua kalangan, mempertahankan kualitas bahan dari popok sekali pakai tender care ini dari perusahan rocky mountain medical, menanamkan analisis SWOT sehingga perusahaan dapat mendapatkan keuntungan yang semakin meningkat dan produk baru ini lebih dikenal di California sampai ke negara lainnya,.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.exampleessays.com/viewpaper/99007.html, diakses pada tanggal 27/09/14 pukul 18.30
http://www.fairpriceessays.com/about-us/, diakses pada tanggal 27/09/14 pukul 18.30
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran ( Edisi Milenium 1). Jakarta: PT. Prenhallindo
Asauri, sofjan SE,M.B.A.1987.Manajemen Pemasaran ( Dasar Konsep, Dan Strategi ) jakarta: PT Raja Grafindo Persada.