Bosan jadi pegawai, mungkin kata itulah
yang paling cocok menggambarkan perasaan kerja dibawah tekanan atasan, gaji
pas-pasan, dan waktu kerja diatur oleh perusahaan. Hal itu pula lah yang
dirasakan oleh Bapak Suwarno yang dulunya bekerja sebagai sales jenang di suatu
perusahaan. Pekerjaan yang dijalani selama ±5 tahun itu dirasa tidak mampu
memberikan perubahan yang cukup berarti dalam hidupnya. Gaji yang hanya cukup
berputar pada kebutuhan sehari-hari tanpa bisa disisihkan untuk menabung, serta
tuntutan kebutuhan hidup yang lumayan mahal dikota Kretek akhirnya membuat bapak
Suwarno memilih resign dan
memutar otak untuk segera membuat usaha baru untuk penyambung hidup. Tetapi modal yang bapak suwarno miliki tidak begitu
besar sehingga sedikit sulit untuk membuat usaha baru.
Berbekal gaji terakhir menjadi sales jenang akhirnya bapak Suwarno dan istrinya
beserta dukungan saudara – saudaranya mampu membangun
sebuah usaha sendiri yaitu usaha jenang yang di beri nama “MINANSARI dan “MONALISA”. Tetapi yang paling di
utamakan adalah produk MONALISA.
Dengan modal yang lumayan cukup
dan didukung oleh saudaranya serta memiliki karyawan 9 orang mulailah bapak
suwarno membuat berbagai jenis jenang yang harganya bervariasi tergantung
jenisnya dan berat jenang dengan sistem pemasaran dari warung ke warung lain.
Pada tahun 2005 - 2008 merupakan tahun penuh
perjuangan untuk bapak Suwarno, karena usaha dimulai dari nol dengan keuntungan
relatif kecil, pernah mengalami kehabisan modal namun tidak membuatnya
berhenti, dengan adanya dukungan
dari saudara – saudaranya akhirnya mampu membuat
perusahaan jenangnya berproduksi
kembali, dengan menciptakan inovasi rasa yang lebih banyak membuat banyaknya
pesanan yang diterima dan mulai mendapatkan pelanggannnya sendiri.
Dengan banyaknya persaingan,
maka Bapak Suwarno menciptakan inovasi – inovasi dalam rasa yaitu dengan
meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan cita rasa yang enak dan lezat
agar bisa menjadi produk unggulan dipasaran serta dikemas yang begitu unik
seperti dikemas dalam mika dan kardus yang berwarna warni dengan diiris kecil –
kecil seberat ±20 gram. Semua produk jenang Monalisa ini telah didaftarkan
secara resmi di Departemen Kesehatan.
Pada tahun 2009 - 2011 perusahaan mulai
berkembang dengan omzet yang mulai meningkat setiap bulannya. Dengan
bertambahnya pesanan membuat bapak Suwarno
berininisiatif mengambil pijaman kepada
saudaranya untuk menutupi biaya produksi dalam
jumlah besar dan perekrutan karyawan baru
yaitu bapak Suwarno menambah karyaman menjadi 21 orang yang awalnaya bagian
produksi 2 orang sekarag menjadi 4 orang, bagian pengglintiran 3 orang menjadi
8 orang, bagian pengemasan 2 orang menjadi 4 orang dan bagian pemasaran 2 orang
menjadi 5 orang agar proses produksi lebih cepat
dan pesanan selesai tepat waktu, pemesanan dalam jumlah paling besar pernah
didapat bapak Suwarno senilai Rp. 15.000.000,- yaitu ketika Hari Raya Idul Fitri.
PROFIL PERUSAHAAN
Nama
Perusahaan : Perusahaan Jenang Monalisa
Nama
Pemilik
: Bapak Suwarno
Tempat
Usaha : Ds. Temulus Rt 01 R 06 Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus
Didirikan
: Tahun 2005
Modal
awal usaha :
Rp.± 300.000,- ( modal sendiri )
Pelanggan :
Jember, Surabaya, Banyuwangi, Rembang, Pati, Juwana dan Kudus
Jumlah
karyawan : 4 orang (proses produksi), 8 orang (pengglintiran), 4
orang (pengemasan), 5 orang (pemasaran)
Waktu
kerja
: Senin – minggu, 08.00 WIB – 17.00
WIB
Laba
bersih perusahaan : Rp
7.000.000,-/bulan
VISI
DAN MISI PJ. MONALISA
Menjadikan usaha mikro kecil menengah dibidang
pembuatan jenang makanan khas Kudus yang terbaik dan mampu menjadi penguasa
pamar baik di Kudus maupun di kota – kota lain.
Misi
Mengembangkan usaha mikro kecil menengah dibidang
industri makanan pembuatan jenang yang mengutamakan pelayanan pada kepuasan
yang optimal bagi para pelanggan. Terciptanya lapangan pekerjaan yang
berkesinambungan serta memenuhi kesejahteraan karyawan. Berusaha untuk
menjalankan usaha mikro kecil menengah sebagai pilar utama perekonomian
rasional.